MODIFIKASI POWER SUPPLY KOMPUTER
Pengalaman membuat rangkaian power supply dengan kapasitas arus besar
membutuhkan trafo adaptor berukuran besar dan berat, elco yang juga
besar, serta tambahan rangkaian stabilizer tegangan maupun arus yang
belum tentu berfungsi dengan baik.
Ada alternatif power supply yang bisa diandalkan dengan kapasitas arus
di atas 10 Ampere, cukup stabil, berukuran kecil dan ringan serta murah
(kalau bisa beli yang bekas :o) yaitu memanfaatkan power supply
komputer.
Acuan silahkan tanya Mr. Goooogle, saya sudah mencobanya dan berhasil.
Tahap-tahap pembuatan :
1. Beli power supply computer yg baru sekitar Rp 100 rb – Rp 250
rb-an tergantung merk dan kapasitas arusnya. Yang bekas lebih murah
tapi harus dipastikan dulu bahwa dia masih “hidup”. Waktu membeli lihat
tabel kapasitas tegangan dan arus untuk masing-masing tegangan
tersebut, pilih yang sesuai dengan keinginan. Tabel ini ada yang
dicantumkan pada box ada juga yang ditempelkan pada body power supply.
Waktu membelinya jangan lupa beli juga kabel AC yang sesuai untuk
menghubungkan ke PLN.
2. Buka baut-baut yang ada di pojokan box sehingga rangkaian bagian
dalam power supply terlihat jelas. Apabila anda menggunakan yang bekas
sebelum melaksanakan ini ada baiknya dibiarkan dulu beberapa hari dan
setelah dibuka semua sambungan kabel yang terbuka khususnya di dekat
elco-elco besar dicek dengan test-pen karena di sinilah sumber tegangan
tinggi yang MEMATIKAN. Waspadalah ! ! !
3. Anda lihat kabel-kabel sekalipun jumlahnya banyak tetapi kabel
yang warnanya sama berasal dari ujung yang sama pada PCB power supply,
dan biasanya pada PCB tersebut ada tulisan tegangannya. Punya saya
menggunakan Simbadda 380 Watt sebagai berikut : Oranye = 3,3 Volt,
Merah = 5 Volt, Kuning = 12 Volt dan Hitam = 0 (nol) Volt. Ada juga
beberapa kabel lain yaitu – 5 Volt dan – 12 Volt tapi tidak saya pakai
jadi dipotong saja. Saya hanya menggunakan tegangan + 5 Volt, + 12 Volt
dan 0 (nol) Volt sehingga saya menyiapkan 3 binding post untuk
sambungan outputnya serta potongan PCB yang sudah dibuang tembaganya
untuk tempat dudukan binding post tersebut supaya tidak korsleting.
4. Dari banyak kabel yang ada maka kabel-kabel yang warnanya sama
digabungkan jadi satu dan dipotong sesuai kebutuhan, saya menggunakan 4 –
6 kabel digabungkan ujungnya dan disolderkan pada binding post yang
sesuai. Sisanya dipotong/dibuang atau disisakan sedikit pada PCB dan
diberi isolasi.
5. Di antara kabel-kabel tersebut ada yang jumlahnya masing-masing
hanya 1 buah yaitu berwarna hijau dan abu-abu. Kabel hijau berfungsi
untuk menghidupkan power supply dengan cara dihubungkan ke kabel 0 (nol)
Volt (hitam) melalui saklar, bisa saklar geser atau saklar toggle,
cukup yang berukuran kecil saja.
6. Kabel abu-abu merupakan kabel indikator OK sehingga power supply
akan melanjutkan operasinya. Saya menghubungkan kabel abu-abu ini ke
kabel + 5 Volt (Merah). Ada yang menganjurkan menghubungkan kabel
abu-abu ini kepada LED di seri dengan resistor sekitar 240 sampai 330
ohm kemudian ke kabel 0 (nol) Volt (hitam) sehingga sekaligus berfungsi
sebagai indikator “ON” tetapi saya tidak mencobanya.
7. Untuk indikator “ON” saya menghubungkan kabel dari + 5 V ke
resistor 330 ohm kemudian ke anoda LED selanjutnya dari katoda LED ke
kabel hitam ( nol Volt).
8. Dari binding post + 5 Volt ke binding post nol Volt dihubungkan
resistor 10 ohm / 10 Watt sebagai beban agar power supply bisa
beroperasi secara optimal. Saya menggunakan 2 buah resistor 22 ohm / 5
Watt paralel, disolderkan ke binding post menggunakan kawat NYA diameter
1,5 mm sehingga resistor ini menggantung di depan kipas power supply.
Dengan demikian resistor tidak akan kepanasan dan lebih awet.
9. Cek semua hubungan kabel dan solder, pastikan pada rangkaian
tidak ada sisa-sisa logam hasil melubangi pelat untuk memasang binding
post dan baut tambahan, karena bisa menyebabkan korsleting. Jika semua
sudah benar dan bersih tutup kembali power supply, pasang baut-bautnya
dan pasang kabel ke PLN. Geser saklar ke posisi “ON”, jika rangkaian
sudah benar maka kipas akan berputar dan silahkan diukur tegangan pada
binding post. Jika anda masih punya sisa resistor 10 ohm / 10 Watt maka
bisa dihubungkan satu ujungnya ke binding post nol Volt dan ujung yang
lain ke terminal tegangan yang diinginkan kemudian diukur tegangannya
masing-masing. Besar kemungkinan tegangan yang terukur sesuai dengan
yang sudah dicantumkan pada tabel power supply.
10. Power supply modifikasi ini sudah cukup stabil sehingga tidak
perlu rangkaian stabilizer tambahan. Pada outputnya juga tidak perlu
ditambah elco yang berkapasitas besar, cukup dipakai begitu saja apa
adanya. Penambahan elco besar akan menyebabkan pada saat “ON”
seolah-olah rangkaian terjadi korsleting karena arus tersedot mengisi
kapasitor, kemungkinan power supply menjadi tidak stabil dan tidak jadi
hidup. Yang perlu dicek ulang adalah cukup besarnya peluang timbulnya
QRM terutama jika menggunakan power supply yang murah atau bekas :o)
Selamat mencoba dan jangan lupa berhati-hatilah dengan rangkaian bertegangan tinggi, selalu check dan recheck sebelum menyentuh kabel-kabel yang terbuka atau sambungan solder karena kelalaian bisa menyebabkan KEMATIAN.
Perhatian : Tanpa saya beritahu mestinya Anda sudah
tahu bahwa melaksanakan modifikasi ini akan membatalkan garansi apapun
yang berlaku pada Power Supply yang anda beli.
Tulisan ini dibuat sebagai tambahan pengetahuan dan siapapun DILARANG
UNTUK MELAKSANAKAN MODIFIKASI INI TANPA KETERAMPILAN DAN PERLENGKAPAN
YANG MEMADAI.
Senin, 11 Januari 2016
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Jangan lupa komentar ya