Blogger Widgets

Rabu, 28 Desember 2016

PEMANFAATAN LIMBAH KOMPUTER BEKAS

PEMANFAATAN LIMBAH KOMPUTER BEKAS
Yang dimaksud limbah komputer disini adalah komputer atau bagian komputer yang sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Limbah komputer bisa juga berarti komputer yang masih hidup tetapi karena teknologinya sudah tidak up to date (ketinggalan jaman) sehingga harus dibuang. Contoh dari komputer yang ketinggalan jaman ini adalah komputer 286, 386, 486 dan pentium low end. Bagi anda yang punya komputer dengan tipe seperti ini walaupun masih hidup, tetapi fungsinya sudah bergeser bahkan ada beberapa yang tidak mempunyai fungsi sama sekali.
Limbah komputer ini ternyata masih memiliki nilai jual yang cukup menggiurkan. Tentu saja harus ada pemilahan dan pemilihan dalam pengelolaan limbah yang satu ini. Komputer rusak harus dipilah dan dipilih berdasarkan bahan pembuatnya dan dipisahkan per bagian.

Komputer yang paling tidak terdiri dari CPU, monitor, keyboard dan mouse dipilah sebagai berikut : keyboard dan mouse dijadikan satu kelompok. Di kalangan “rombeng” bahan pembuat kedua alat ini disebut sebagai plastik keras. Nilai jual sekitar Rp 1.500,- per kilogram. Tapi jangan lupa, mouse dan keyboard memiliki kabel yang harus dipotong dan dipisah dulu karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Kabel apapun dalam kondisi terbungkus sedikitnya bernilai jual Rp 10.000,-. Bola-bola penggerak mouse yang terbungkus dalam karet ternyata berbahan dasar besi. Besi untuk saat ini merupakan komiditi yang lumayan meroket harganya.
Monitor rusak atau mati dan tidak bisa diperbaiki lagi juga masih memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Di tataran pengepul, nilai beli monitor seperti ini untuk 14 inch sekitar Rp 40.000,- per unit. Kalau 15 inch ke atas tentu lebih mahal. Kabarnya, monitor ini dipakai sebagai bahan dasar pembuatan TV rakitan, yang mesin dan casingnya banyak dijual bebas di pasaran.
Bagian yang paling banyak dipilah adalah CPU. Didalam CPU terdapat beberapa perangkat antara lain processor, RAM, harddisk, CD-ROM, Floppy Disk Drive, Motherboard, Card (Sound, VGA, LAN, dll), power supply, kabel-kabel, dan casing. Setiap perangkat tersebut dalam kondisi mati masih memiliki harga jual yang lumayan tinggi. Sebut saja processor, untuk beberapa jenis memiliki nilai jual hingga Rp 25.000,-. Untuk perangkat yang satu ini banyak dicari oleh pengepul untuk diambil kandungan emasnya.
Motherboard juga banyak diminati oleh para pengepul. Bahkan tawaran beli dari luar negeri pun sering didapati lewat internet. Harga per kilonya mencapai Rp 30.000,-. Harga ini juga berlaku untuk RAM, card, dan board/pcb harddisk. CD-ROM dan Floppy Disk Drive dijual dengan cara ditimbang. Kedua perangkat ini masuk kategori seng. Nilai beli di tingkat pengepul sekitar Rp 2.000,- per kilo. Namun jika kita mau “membelah”nya, nilai jualnya akan sedikit lebih tinggi karena di dalamnya ada kandungan aluminium, tembaga dan pcb.
Kandungan aluminium atau biasa disebut diral bisa kita dapatkan dari bodinya harddisk. Nilai jual diral ini sekitar Rp 14.000,- per kilo atau kalau kita tidak mau repot cukup menjual dalam bentuk per unit. Rp 6.000,- itulah harga pasaran untuk 1 buah harddisk dengan kapasitas berapapun. Power supply pun punya harga yang lumayan. Tidak peduli apakah pakai teknologi AT atau ATX dan tidak peduli berapapun watt dayanya, harga 1 buah PSU sekitar Rp 7.000,-.
Uraian di atas jelas menggambarkan bahwa setiap bagian dari komputer rusak atau mati masih memiliki nilai. Sekecil apapun nilai itu tentu ada gunanya. Sekarang, bagaimana kita menyikapi peluang ini agar bisa meningkatkan pemasukan untuk kita.

 CONTOH DARI PEMANFAATAN LIMBAH KOMPUTER 

 PEMANFAATAN LIMBAH KEYBOARD

 
Bagaimana caranya mengolah limbah keyboard menjadi barang yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk menunjang fungsi komputer. Tentu saja fungsi keyboard ini yang berbeda dengan fungsi mouse. Keyboard digunakan pada komputer untuk memberikan perintah tombol-tombol tertentu dan untuk mengetik suatu rangkaian huruf/angka/simbol.
Mirip dengan perkembangan teknologi komputer dan asesorisnya, maka teknologi untuk keyboard pada dasarnya juga berkembang pesat. Hanya saja dari sisi fungsi relatif tidak begitu berbeda, perkembangan menyangkut aspek estetika, bentuk ergonomik, kenyamanan penggunaan, jumlah tuts dan hal-hal kecil lainnya. Termasuk dalam hal ini adalah teknologi keyboard yang tersambungkan dengan kabel ataupun dengan sistem wireless. Ada keyboard yang berukuran besar maupun keyboard yang berukuran tipis dan dapat digulung. Ada keyboard yang berwarna standar seperti hitam atau putih, maupun ada keyboard yang dibuat dalam variasi warna tertentu. Dari pilihan ini tentu saja mengakibatkan konsumen akan menginginkan keyboard yang memenuhi selera dan keperluan yang bersangkutan. Pada sisi lain, keyboard seperti halnya mouse juga merupakan asesoris komputer yang harganya relatif murah, sehingga pengadaan keyboard sering diikutkan pada pembelian komputer baru. Langkah ini kadang sebenarnya kurang efisien mengingat usia pakai keyboard itu relatif lama dan biasanya tingkat kerusakan keyboard sangat rendah. Dengan demikian keyboard lama pada dasarnya masih dapat digunakan untuk digunakan pada komputer yang baru. Realitasnya selalu akan muncul keyboard-keyboard yang dibuang dan bersifat sebagai limah. Jumlah yang ada semakin lama akan semakin banyak dan hal ini tentu saja perlu dilakukan pemikiran untuk pengelolaannya.
Pengelolaan limbah keyboard ini mirip dengan strategi untuk pengelolaan mouse ini yakni dilakukan dengan menggunakan strategi 3R yakni reduce, reuse, dan recycle. Pengelolaan ini hendaknya dapat dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari produsen, distributor maupun pihak lain seperti masyarakat.
Image result for pemanfaatan limbah keyboard
Program reduce limbah keyboard mutlak dapat dilakukan mengingat sebenarnya kalau masih ada keyboard lama, maka hal itu masih dapat digunakan kembali. Seperti telah disebutkan di atas tingkat kerusakan keyboard itu relatif rendah sehingga peluang pembelian keyboard baru menjadi tidak begitu diprioritaskan. Kendalanya adalah harga keyboard itu relatif murah dibandingkan harga komputer, sehingga konsumen terpancing untuk selalu membeli keyboard baru saat membeli satu perangkat komputer. Hal ini mungkin terpancing dengan bentuk dan variasi keyboard selalu beragam dan berbeda-beda, padahal dari sisi teknologi, perkembangan keyboard relatif juga lambat.
Teknik perawatan keyboard agar selalu dapat digunakan dengan baik dan normal adalah dengan jalan pembersihan. Hal ini khususnya dilakukan untuk keyboard yang digunakan di ruangan yang kurang bersih atau bahkan oleh pemakai yang melakukan pekerjaan komputer sambil merokok. Keyboard yang digunakan akan berakibat kotor terutama pada sela-sela tuts yang mungkin akan berakibat tombol tidak berfungsi. Perawatannya adalah dengan jalan membuka keyobard dan mencuci setiap tombol yang ada, kemudian dipasangkan kembali. Cara yang mudah adalah dengan jalan meniup menggunakan pompa tangan atau kompresor ke arah bagian tombol. Yang perlu diingat adalah saat membersihkan tentu saja keyboard dalam keadaan tidak terkoneksi ke CPU komputer. Di beberapa kota, saat ini juga dijumpai jasa pencucian keyboard yang memudahkan kita untuk menyerahkan tugas perawatan dan pencucian keyboard agar dapat bersih dan berfungsi secara normal kembali.




Untuk langkah reuse pada dasarnya masih dapat dilakukan oleh para pemilik keyboard itu. Untuk langkah recycle tentu saja pihak produsen yang mesti bertanggung jawab melakukan hal ini. Alternatif reuse adalah dengan menawarkan keyboard bekas kepada pihak yang memerlukan untuk fasilitas komputer yang digunakan.
Keyboard pada dasarnya terdiri dari komponen papan plastik yang dilengkapi dengan tombol dari masing-masing karakter atau perintah. Tombol-tombol inilah yang dengan teknik artistik dapat dimanfaatkan untuk membentuk produk baru yang bersifat artistik. Langkah ini merupakan salah satu upaya recycle dari limbah keyboard yang dapat dilakukan. Beberapa kreasi kerajinan tangan yang dibuat dari limbah keyboard ini saya peroleh dari internet dengan bentuk yang cukup menarik untuk dipajang sebagai komponen dekorasi.
GAMBAR HASIL





Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Jangan lupa komentar ya